Selasa, 12 Agustus 2014

Sensasi Tahu Gimbal Semarang di Pingit Yogya

Tampilan Tahu Gimbal yang merangsang selera makan
Pada masa kini untuk dapat menikmati aneka kuliner khas daerah yang ada di Nusantara mungkin tidak sesulit zaman dulu. Ada begitu banyak kuliner khas daerah dijajakan di daerah lain. Demikian pula dengan kuliner khas Semarang kini dapat dinikmati di Yogya. Jadi, bagi yang berkantong cekak tidak perlu berkunjung ke Semarang dulu untuk menikmati kuliner Tahu Gimbal, misalnya.

Tahu Gimbal ini di Yogya dapat ditemukan di Jl. Tentara Pelajar No. 17 atau di samping Kantor Bank BPD, atau Perempatan Pingit ke selatan di seberang jalan gedung SMA 17. Warung makan Tahu Gimbal yang dimaksud berupa gerobak dengan tenda dan kursi kayu sederhana (dingklik). Sekalipun demikian, jangan tanya kelarisannya.

Untuk dapat menikmati Tahu Gimbal di tempat ini Anda harus rela ngantri. Memang proses penyiapan Tahu Gimbalnya sendiri terbilang cukup cepat, namun jika pembeli banyak tentu diperlukan waktu lebih panjang untuk mengantri.

Tembi pun terpaksa ngantri untuk dapat menikmati sajian sepiring Tahu Gimbal lengkap hasil olahan Pak Giyono (57) ini. Ketika Tembi datang ke tempat itu sekitar pukul 08.50 WIB, telah ada sekitar 7 orang yang mengantri. Begitu Tembi duduk datang lagi 5 orang.

Giyono (57) asli Klaten, penjual makanan khas Semarang,Tahu Gimbal, di Pingit, Yogya
Warung gerobak Tahu Gimbal Pak Giyono ini buka setiap hari kecuali hari Minggu. Jangan sampai telat kalau mau menikmati kuliner Tahu Gimbal di tempat ini karena biasanya pukul 13.00-14.00 WIB dagangannya sudah habis.

Sekalipun Tahu Gimbal tersebut merupakan kuliner khas Semarang, tetapi ternyata Pak Giyono adalah asli Klaten, Jawa Tengah. Ia menjadi mahir membuat kuliner khas Semarang ini karena ia memang belajar untuk itu. Pak Giyono telah menjelajah Semarang dengan Tahu Gimbalnya sejak 1973-1995. Di tahun 1997 ia baru hijrah ke Yogya.

Pada masa awal berjualan di Yogya ia hanya bisa menghabiskan sekitar 70-100 lembar gimbal. Akan tetapi kini ia mampu menjual 250 lembar gimbal alias 250 porsi/piring dalam sehari.

Gimbal adalah semacam bakwan yang digoreng melebar dengan isi berupa udang. Gimbal ini tidak digoreng kering melainkan sedikit basah sehingga ketika diangkat dari minyak panas terlihat “kiwir-kiwir”, Tidak kaku dan tidak keras seperti rempeyek. Biasanya gimbal ini dipotong-potong dengan menggunakan gunting.

Gerobak Tahu Gimbal Giyono
Sajian lengkap Tahu Gimbal umumnya terdiri dari selembar gimbal yang dipotong-potong, satu-dua tahu goreng yang dipotong-potong, tauge, kubis yang diiris tipis-tipis, irisan seledri, telur mata sapi, dan ketupat yang telah dipotong-potong. Semua bahan itu disusun di atas piring kemudian disiram bumbu.

Komposisi bumbu Tahu Gimbal mirip dengan lotek atau ketoprak yang didominasi oleh kacang tanah goreng yang diuleg agak kasar. Hanya saja ada kekhasan lain dari bumbu Tahu Gimbal ini, yakni petis udang, perasan air jeruk nipis (kadang diganti air asam), kemiri, dan kecap manis. Nah, rasanya memang sensasional. Gurih-manis-pedas-sedikit sentuhan rasa asam yang samar menyatu dan kemudian seperti mencari tempat sendiri-sendiri di lidah. Demikian pun aromanya. Aroma petis-bawang putih-seledri-bawang merah goreng, dan daun jeruk purut menjadi aneka aroma yang merangsang nafsu makan untuk segera mencicip.

Untuk dapat menikmati sepiring Tahu Gimbal Semarang di Pingit ini cukup dengan uang Rp 10.000 per porsi. Sementara untuk minum disediakan teh kemasan botol dan air mineral. Pak Giyono memang tidak menyediakan minuman yang diseduh atau dibuat di tempat., dengan alasan berbagi rezeki dengan orang lain karena minuman tersebut titipan orang.

Antrian di warung gerobak Tahu Gimbal Giyono
Bersumber dari : Tembi Rumah Budaya